Ketua FPTI Sumsel Benny Hernedi : Panggilan Jiwa Militansilah Membuat Cabor Panjat Dinding Terlaksana di Porprov Lahat

LAHAT,– Masih belum adanya kejelasan soal support dari KONI Sumsel, tak membuat pelaksanan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV 2023 Lahat tersendat.

Meski harus diakui penyelenggaraan Porprov XIV 2023 Lahat ini masih dibayangi permasalahan dan sejumlah persoalan.

Kendati begitu, cabang olahraga (cabor) Panjat Dinding tetap berjalan dan perlombaannya telah dibuka di GOR Bukit Tunjuk Lahat, pada Sabtu (16/9/2023) pekan lalu.

Padahal, masih belum ada kejelasan pendanaan honorium panpel dan juri, serta suplemen dan ekstra puding selama pertandingan, berkaitan dengan panjat tebing yang bertanding di outdoor.

Ketua Umum FPTI Sumsel, Beni Hernedi menyampaikan, Porprov XIV 2023 Lahat kali ini, khusus tuan rumah cabor Panjat Tebing baik persiapan dan penyelenggaraannya sukses dan luar biasa.

“Dengan wall panjat yang ada di Lahat ini, tentu bisa menjadi ibukota Panjat Tebing di Sumsel.Terima kasih kepada instansi pemerintah dan pihak swasta yang sudah mensuport,” ujar dia, saat berbicara di acara pembukaan tersebut.

Terkait masalah yang ada di KONI Sumsel jelang perhelatan Porprov XIV 2023 Lahat ini, memang sangat berpengaruh. Bahkan secara prinsip tidak ada perhatian sama sekali.

“Namun sebagai pegiat olahraga, kita tetap mengadakan kejuaraan tingkat porprov ini, karena pertimbangan tuan rumah pelaksana yang sudah maksimal dan para atlet yang sangat tinggi antusiasnya,” ungkap dia.

Beni menjelaskan, mengapa hingga luar biasa, karena ketika teman-teman Pengprov FPTI Sumsel was-was karena serba ketidakjelasan tersebut, kawan-kawan yang ada dalam kepanitiaan penyelenggaraan tetap bekerja secara profesional dan penuh militansi.

Terlepas itu, dari tim panitia dari Pengprov FPTI Sumsel dan Pengcab FPTI Lahat sebagai tuan rumah, tetap menjalankan tugas mereka karena pada cabor ini diinginkan tetap berjalan. Ketidakjelasan ini, mulai dari komunikasi dan segala macam.

“Setiap porprov ini kan memang ada cerita, nah di Porprov Lahat ini ada situasi dimana tuan rumah khusus di Cabor Panjat Dinding sudah luar biasa. Maksud saya ya support dan semangatnya. Jadi kalau soal venue, itu tidak masalah. Cuma kan tidak segalanya dari mereka (tuan rumah), contoh beberapa waktu yang lalu tidak jelas, karena tidak adanya proaktif informasi dari provinsi,” jelas dia.

Mantan Wakil Bupati Muba dua periode itu melanjutkan, mengapa Cabor Panjat Dinding ini berjalan, karena inilah kelebihan Panjat Dinding. Walau belum jelas dengan kondisi yang ada, kawan-kawan tetap datang ke Porprov Lahat justru dengan menggunakan ongkos sendiri.

“Ini kan luar biasa, yang jelas ada honor atau tidak ya tetap pergi sendiri. Itu karena ada panggilan militansi para kawan-kawan pegiat olahraga pemanjat tebing. Jadi ya kita merasa tak enak bila tuan rumah sudah memberikan venue terbaik tapi cabor kita tidak menggelar kompetisi ini,” kata dia.

Sekali lagi, tegas Beni, bahwa dari segala yang dihadirkan di venue Panjat Dinding ini, dibalik panitia-panitia yang tidak ada kejelasan, orangnya kurang, konsumsinya seperti apa, semua itu harusnya bisa diatasi oleh KONI Sumsel.

“Akhirnya kan ngutang sana ngutang sini, mau mengangkut barang-barang dari Palembang untuk perlombaan ini. Jadi kira-kira, suasananya itu bila kita tidak proaktif yang mencecar mereka (KONI Sumsel) maka yang terjadi itu ya sepertinya terbengkalai. Memang sepertinya pada cabor-cabor lain bisa saja ada yang tak terlaksana,” tegas dia.

Tapi kalau untuk cabor Panjat Dinding, kata Beni, tidak bisa seperti itu. Karena tuan rumahnya siap, sebagaimana kewajiban tuan rumah. Kemudian atlet-atlet dari 17 kabupaten dan kota sudah datang.

Jadi tidak ada istilah tak terlaksana, saya jadi bangga dengan suasana ini. Maksudnya, walaupun tuan rumah pontang panting, tapi bisa ter-handle semua. Walau sebetulnya hal-hal yang menjadi persoalan itu bukan tanggung jawab tuan rumah.

“Apa yang sudah dipersiapkan tuan rumah sudah bagus. Bagi saya, ketika FPTI lahat dan mendapat support dari Bupati Lahat untuk mempersiapkan pelaksanaan cabor ini dengan maksimal, mana mungkin mau dibatalkan seperti ada cabor lain yang mungkin sampai membatalkan,” tukas dia.

Apalagi, tambah Beni, hasil kerja Ketua PFTI Lahat Ahmad Salam Resmiadi juga keren dan bisa membuat kawan-kawan semangat. Itu karena dia sudah siap mengantisipasi dan membuat solusi-solusi lokal pelayanan.

Sementara, Ketua FPTI Kota Palembang, Mualimin Pardi Dahlan menuturkan, tuan rumah sudah luar biasa dengan segala kekurangan yang ada tetap berupa maksimal.

“Sampai hari ini, semua panitia-panitia tetap bekerja profesional. Tidak ada kekurangan yang krusial dalam pelaksanaannya,” tutur dia.

Hanya saja, ujar pria yang akrab disapa Apeng ini, terkait Lahat yang dinilai layak menjadi ibu kota panjat tebing di Sumsel, tentu bisa menjadi pemicu semangat kawan-kawan di daerah lain untuk menata lebih baik lagi.

“Khusus daerah Lahat, Pagaralam dan OKU Selatan dengan kondisi wilayah alamnya yang sangat indah, bisa dijadikan ajang panjat tebing rekreasi, selain panjat dinding prestasi dan pendidikan,” tambah dia.

Begitu juga yang diutarakan Ketua FPTI Kota Pagaralam, Iwan Imron, dengan sangat baiknya venue Panjat Tebing di Lahat ini, bisa memotivasi pengcab-pengcab yang belum memiliki wall climbing seperti Pagaralam sendiri.

“Kami tidak melihat sisi kekurangan dan apapun persoalan yang terjadi saat ini. Karena semua pegiat dan atlet panjat tebing lebih mengutamakan kompetisi bagi adik-adik atlet panjat tebing itu sendiri. Ya, kami memiliki militansi yang beda seperti apa yang dikatakan Ketua Umum FPTI Sumsel,” tandas dia.

Tak lama usai pembukaan cabor Panjat Dinding yang memperebutkan 31 medali emas itu, Bupati Lahat Cik Ujang juga ikut meninjau langsung ke venue Panjat Dinding di GOR Bukit Tunjuk.