OPINI  

Memaknai Salam Pak Alex untuk Pak Mawardi

Catatan : Drs H Iklim Cahya, MM (Wartawan/Pemerhati Politik dan Sosial)

SANGAT tepat Mawardi Yahya (MY) dan Harnojoyo mempercayakan Ketua Tim Kemenangan kepada H Syahrial Oesman (SO). Selain SO pernah menjadi Gubernur Sumsel dan bupati, yang sudah tentu dikenal luas. Juga putra Komering ini orangnya familier, ramah, dan berjiwa besar.

Siapa sangka SO yang di publik dikesankan “bermusuhan” dengan Alex Noerdin (AN), justru datang menyambangi Gubernur Sumsel dua periode 2008 – 2018 itu. Pertemuan keduanya pun berlangsung akrab dan cair, karena memang sejatinya mereka berkawan. AN dan SO pernah sama-sama menjadi bupati, dan saat SO jadi Gubernur Sumsel periode 2003 – 2008, AN adalah Bupati Muba. Keduanya juga bahu membahu menyukseskan PON XVI tahun 2004, dengan tuan rumah di Palembang dan Sekayu.

BACA JUGA : Mawardi Yahya Menuju Sejarah Baru

Dan ternyata tahun 2008 keduanya menjadi rivalitas memperebutkan kursi Gubernur Sumsel periode 2008 – 2013. AN berhasil mengalahkan SO yang saat itu sebagai incumbent.

Pada Pilkada Sumsel tahun 2008 tersebut, Mawardi Yahya (MY) sedang menjadi Bupati Ogan Ilir (OI), dan juga Ketua DPD Partai Golkar OI, sementara AN saat itu Ketua DPD Golkar Sumsel. MY pun tentu berada di barisan AN saat itu, karena sama-sama di Partai Golkar, dan MY menjadi kunci kemenangan AN di Ogan Ilir.

Selanjutnya pada Pilkada Sumsel tahun 2013, AN yang kembali didukung MY, berhadapan dengan Herman Deru (HD). AN pun berhasil kembali menang dalam kontestasi tersebut.

Tapi pada Pilkada Sumsel tahun 2018 angin politik berubah, AN lebih memilih mengantarkan putranya Dodi Reza dari pada mendukung MY. Dan MY akhirnya bergabung bersama HD sebagai calon Wakil Gubernur (Wagub). Kali ini pasangan HDMY yang memenangkan kontestasi, dan juga ada SO di dalamnya. SO yang menjadi Ketua Partai Nasdem Sumsel mendukung HD, selain sedaerah juga yuniornya di politik dan pemerintahan.

BACA JUGA : Bupati Panca Sambut Kunjungan Kerja Panglima Kodam II/Sriwijaya di Markas Kodim 0402/OKI

Melihat gambaran selama 15 tahun terakhir di blantika politik Sumsel, terlihat nama SO, AN, HD, dan MY selalu menjadi sosok penting. Dan dari perputaran tersebut sangat logis kalau pada Pilkada Sumsel tahun 2024 ini, nama Mawardi Yahya muncul menjadi calon yang diperhitungkan.

SO melihat, bahwa AN masih sebagai tokoh yang diperhitungkan, kendati saat ini ia masih di dalam sana. Dan SO jeli melihat situasi, ia pun segera menyambangi AN. Karena bagi SO, secara pribadi dia tidak memiliki masalah dengan AN, kendati sering berseberangan dalam sikap politik. AN pun bersikap demikian terhadap SO. Menurut SO, seperti diungkapkannya saat wawancara dengan Wartawati senior, Wenny Ramdiastuti, bahwa dalam politik kalau sama aspirasi adalah kawan, kalau beda artinya bukan kawan, tapi juga bukan musuh.

Dalam pertemuan sekitar satu jam dengan AN di Lapas Pakjo, SO juga membahas tentang politik, diantaranya terkait masalah Pilkada Sumsel tahun 2024. SO secara langsung meminta dan mengajak AN agar mendukung Mawardi Yahya.

Kendati AN belum menjawab secara tegas ajakan SO tersebut. Tapi ia sudah menunjukkan respon positif. AN meminta SO setelah lebaran Idul Fitri 1445 H untuk bertemu kembali. Di akhir pertemuan AN juga menitip salam untuk Mawardi Yahya.

Titip salam AN kepada MY ini, ramai diberitakan sejumlah media. Apakah ini isyarat AN akan mendukung MY?

Kemungkinan AN mendukung MY pada Pilkada mendatang, sebetulnya sangat wajar. Sebab AN dan MY seingat saya, setidaknya sejak tahun 1999 sudah berteman dan selalu bekerjasama secara politik. Saat itu MY adalah Ketua DPD Partai Golkar OKI dan juga Ketua DPRD OKI. Menjelang Pak Zamzami Ahmad akan mengakhiri jabatan Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, muncul nama Pak Alex Noerdin sebagai kandidat kuat Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, pengganti Zamzami Ahmad. Faktanya memang seperti itu, AN terpilih menjadi Ketua Golkar Sumsel tersebut.

BACA JUGA :
Pj Gubernur Agus Fatoni Dukung ASN Pemprov Sumsel  Miliki Kecakapan bidang Digitalisasi

Sejak itu hubungan AN dan MY sangat baik. Baik sebagai sama-sama pimpinan partai yang sama, maupun dalam hubungan sebagai Gubernur Sumsel dan Bupati OI.

Sedikit “keretakan” hanya terjadi ketika berlawanan dalam Pilkada Sumsel tahun 2018 lalu. Itu pun hanya terkait masalah politik semata, tidak ke ranah pribadi. MY pun tetap menghormati AN sebagai senior.

Terkait Pilkada Sumsel yang dijadwalkan tanggal 27 November 2024 nanti, tentu sebagai tokoh politik, AN pastilah mengamatinya dengan seksama.

Konstelasi politik nasional yang kemungkinan besar di bawah kendali Presiden Prabowo Subianto. Juga sikap sejumlah tokoh Sumsel, termasuk yang berasal dari jurai Komering dan jurai Basemah, yang banyak merapat ke Mawardi – Harno, serta kemauan kuat dari MY, pastilah akan menjadi pertimbangan AN dalam mengambil sikap/keputusan. Ditambah lagi kenangan indah selama lebih dari 20 tahun pertemanan AN dan MY, secara manusiawi tetap akan diingat dari pada perseteruan sesaat yang terjadi dalam kontestasi Pilkada 2018 lalu.(*)