PALEMBANG, Begawan Indonesia.com – Selain diduga ditunggangi kepentingan politik, sikap Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tridinanti Palembang (UTP) yang menyerang Gubernur Sumsel, H. Herman Deru dengan julukan “King Of Kelakar”, disesalkan banyak kalangan.
Pasalnya, serangan tersebut tidak mencerminkan keadaan yang sesungguhnya, bahkan sebaliknya penuh dengan nuansa fitnah dan kebohongan.
Herman Deru: Mau Jadi Orang Sukses, Tatalah Potensi Diri Sejak Dini
Pemerhati pendidikan, Solehan MSi mengatakan, jika tidak hati-hati dalam memberikan keritik, sikap BEM UTP tersebut dalam merugikan lembaga pendidikan UTP secara keseluruhan karena akan dianggap bahwa kegiatan belajar dan mengajar di perguruan tinggi tersebut bermasalah sehingga gagal melahirkan mahasiswa-mahasiswa yang intelektual dan berintegritas.
Ultah ke-111, Kabupaten OKU Diguyur Bantuan Infrastruktur Rp52,5 Miliar oleh Herman Deru
“Sikap BEM UTP yang menyerang Gubernur Sumsel tanpa disertai data-data akurat dan fakta tersebut justru dapat merugikan lembaga UTP sendiri,’’ tegas Solehan kepada sejumlah media, di Palembang, Minggu (1/8).
“Sementara itu, Sekretaris Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) Sumsel, DR Feriansyah mengajak kalangan mahasiswa dan intlektual di Sumsel untuk aktif membantu pemerintah mengatasi serangan pandemi covid-19 yang belum juga reda sampai saat ini.
Wagub Mawardi Yahya Hadiri Rakorbangnas BMKG Kawal Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh
“Semestinya saat ini kita saling bahu membahu, bergandengan tangan untuk bersama-sama mengatasi pandemic covid 19, bukan malah menggangu pemerintah yang sedang bersusah payah mengatasinya,’’ tegas Feriansyah.
Ferry mengingatkan agar BEM UTP, tidak mudah disusupi kepentingan politik tertentu yang bertujuan menurunkan reputasi Gubernur Herman Deru yang dikenal dengan visi Sumsel Maju Untuk Semua itu.
Setelah Jabar, Giliran Jatim Minta Disuplai Oksigen Dari Sumsel
“Pilkada masih lama, kok sudah mulai menyerang. Janganlah, Pak Gubernur Herman Deru sedang bekerja keras mengatasi pandemic covid 19, janganlah diganggu dengan manuver-manuver politik yang tidak perlu dan belum saatnya,’’ tegas mantan aktivis mahasiswa ini. (*Rel)