Harga Karet Melonjak, Gapkindo : Harga Minyak Mentah Pengaruhi Kenaikan Itu

Ilustrasi (BI/IST)

PALEMBANG, Begawan Indonesia.com Jelang akhir Februari 2021 lalu, pengusaha karet diuntungkan dengan naiknya harga jual karet. Dimana, saat itu harga kadar karet kering kualitas 100 persen mencapai hingga Rp24 ribu perkilogramnya.

Baca juga :

Danau Shuji, Keindahan Tersembunyi di Balik Rerimbunan Kebun Karet Desa Lembak Muara Enim

Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Alex K Eddy mengatakan, naiknya harga karet beberapa waktu lalu dipengaruhi oleh berbagai alasan. Salah satunya yakni kabar negara Thailand yang memutuskan untuk menghentikan sementara produksi karet. Dimana Thailand sendiri diketahui merupakan pemasok karet ke sejumlah negara industri.

“Salah satu faktor kenaikan harga karet tersebut bisa juga karena adanya isu jika Thailand yang menghentikan sementara produksinya. Faktor tersebut dominan mempengaruhi harga karet tersebut,” kata Alex saat dikonfirmasi, Senin (1/3/2021).

Baca juga :

Kolam Renang “BURAI” Lokasi Wisata Air nan Indah  Tersembunyi di Balik Rerimbunan Kampung Warna-Warni

Tidak hanya itu, kenaikan harga minyak mentah di pasar global juga menjadi pendorong naiknya harga karet tersebut.

“Harga karet ini fluktuatif. Kenaikan sepekan waktu lalu hanya bertahan beberapa saat saja. Sebab itu, kita tidak bisa memprediksi sampai kapan kenaikan dan penurunan harga karet, Kenaikan harga minyak mentah juga berpengaruh terhadap kenaikan harga karet itu,” tuturnya.

Diketahui, harga karet di Sumsel memang fluktuatif mulai dari harga Rp17 ribu hingga Rp20ribu. Bahkan selama masa pandemi covid-19 ini, harga karet di Sumsel anjok di harga terendah yakni Rp12 ribu pada Mei 2020 lalu.

Sementara itu, ditanya soal apakah kenaikan harga pada akhir Februari 2021 lalu dipicu juga oleh kualitas karet Sumsel yang baik, Alex mengatakan hal tersebut tak berpengaruh.

“Kualitas karet Sumsel ini masih sama saja, tidak mempengaruhi harga karet tersebut,” pungkasnya **