Oleh : H. Ajmal RokianP
Para pihak hendaknya tidak saling menyudutkan tentang siapa yang sudah membantu dan siapa yang dianggap tidak mau membantu rakyat Indonesia yang kini terdampak kesulitan hidupnya akibat pandemi covid 19.
Terhadap kaum muslim misalnya, salah besar bagi sejumlah pihak yang sering “nyinyir” menilai atau menyudutkan kaum musim tidak ada perhatian atau tidak peduli terhadap rakyat Indonesia yang sudah dua tahun terdampak covid 19.
Kaum muslim Indonesia sebetulnya sudah berbuat memberikan bantuan sambil menjalankan syariat agama Islam termaktub membantu rakyat Indonesia yang terdampak covid 19.
Perhatikanlah selama dua tahun selaman Indonesia mengalami covid 19 kaum muslim menjalani hari raya Idul Fitri dua kali dan hari raya idul Adha dua kali.
Tolong disimak baik-baik, Setiap Idul Fitri seluruh umat Islam yang sudah selesai menunaikan ibadah puasa ramadhannya, pastilah mereka membayarkan zakat fitrahnya yang dibagikan kepada masyarakat yang berhak menerimanya, masing-masing satu orang berupa 2,75 kg beras per orang, dan juga banyak muslim yang membayarkan zakat maal (harta)nya yang juga diberikan kepada rakyat yang berhak menerimanya.
Langkah syariat Islam ini tentulah telah meringankan kesulitan masyarakat Indonesia termasuk sulit karena dampak covid dengan menyalurkan zakat fitrah berupa beras (bahan makanan) maupun zakat maal atas hartanya yang biasanya dibayarkan dalam bentuk uang.
Demikian juga hari raya Idul Adha atau hari raya kurban. Kaum muslim nasional juga memberikan bantuan daging hewan kurban yang mereka sembelih lalu dagingnya dibagi-bagikan kepada masyarakat di setiap daerah dan secara serentak disampaikan untuk rakyat sulit serta dirasakan sekali manfaat saling membantu sampai ke seluruh pelosok-pelosok nusantara.
Konsep peduli umat Islam kepada masyarakat yang sulit melalui zakat fitrah, zakat maal dan pembagian hewan kurban ini, secara nasional diyakini jika ditotal dengan mayoritas masyarakat muslim Indonesia dari 200 juta jiwa ini, hampir 90 persen beragama Islam, tentulah mereka memberikan bantuan kepada warga yang kesulitan hidupnya termasuk yang terdampak covid 19 sangat terasa untuk membantu rakyat.
Jika ditotalkan jumlah zakat fitrah dan zakat maal serta pemberian daging kurban tersebut secara nasional selama 2 kali Idul fitri dan 2 kali idul adha sejak pandemi covid 19 terjadi di negeri ini tentulah nilainya bisa mencapai ratusan miliar rupiah bahkan mungkin triliunan rupiah.
Namun kaum muslim tidak mau membesar-besarkan bantuannya ini, karena peduli sosial kepada warga yang sulit memang sudah menjadi kewajiban umat muslim untuk saling bantu.
Belum lagi bantuan kaum muslim terhadap tetangga-tetangganya tidak pernah hendak diekspose ataupun dibesar2kan melalui media sosial, media streaming ataupun minta diekspose melalui buzzer.
Dalam suasana sulit karena pandemi covid 19 sekarang ini akan lebih bijak bila masyarakat Indonesia sendiri yang berkoar-koar menjelekan satu kelompok, bahkan menyudutkan kaum muslim Indonesia mana perananmu tidak membantu warga sulit covid 19? Sebaiknya ucapan seperti ini tidak pantas diungkap karena bisa menyinggung perasaan muslim, dan dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Sikap kita akan lebih elok dan bijak bila di saat rakyat sulit seperti sekarang, perlu kesadaran bersama untuk memupuk kesadaran untuk saling bantu, bukan untuk saling menjelekkan satu sama lain, atau menjatuhkan kelompok yang tidak disukai. Padahal sesungguhnya yang dijelek-jelekkan telah banyak berbuat, sedangkan yang berkoar-koar menjelekkan orang lain belum tentu dirinya sendiri telah membantu setiap warga Indonesia yang terdampak covid 19 sekarang ini.
Semoga tulisan singkat ini membukakan pikiran bagi kita semua bahwa kaum muslim nasionalpun selama ini sudah berperan membantu pemerintah dalam meringankan kesulitan rakyat Indonesia menghadapi masa-masa sulit selama pandemi covid 19.
Kita doakan semoga pandemi covid 19 segera berlalu dari negeri tercinta ini sehingga kehidupan masyarakat secepatnya normal kembali bahkan bisa lebih baik lagi.***
(Penulis adalah Wartawan Senior Sumsel)