Begawan Indonesia.com Membangun dunia OLAHRAGA merupakan salah satu tugas pemerintah (daerah), dan secara teknis ada lembaga yang mengurusnya.
Untuk olahraga pelajar maka leading sectornya adalah Dinas Pendidikan utk pelajar sekolah umum dan Kemenag utk pelajar sekolah agama. Tentu sebagai ujung tombak adalah para guru olahraga di sekolah.
Lalu untuk olahraga prestasi tugasnya dibebankan kepada KONI yang membawahi organisasi cabang-cabang olahraga (cabor).
Tentu antara pembinaan olahraga pelajar dan olahraga prestasi tersebut, harus ada koordinasi supaya pembinaan bisa berkelanjutan.
Selain itu juga ada pembinaan olahraga bagi masyarakat disabilitas (penyandang cacat tubuh) oleh NPC (National Paralympic Commite).
Untuk Kabupaten Ogan Ilir (OI) para olahragawan/atlet disabilitas ini prestasi tingkat Sumsel tergolong bagus, bahkan waktu Porpraprov pernah juara/rangking I.
Kemudian ada lagi olahraga tradisional yang dibina oleh Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (Kormi). Yang termasuk olahraga tradisional ini antara lain senam non ritmik, layang-kayang, bidar, kaki-kakian dan lainnya. Untuk di OI ini KORMI masih dalam proses pembentukan.
Tulisan ini lebih focus pada pembahasan pembinaan olahraga prestasi, yang menjadi leading sector KONI.
Untuk di OI tercatat saat ini ada 35 cabor, tapi diantaranya baru ada pengurus belum ada pelatih dan atletnya. Jumlah ini lebih sedikit dibanding cabor di tingkat provinsi yang berjumlah 50-an cabor, dan tingkat nasional yang berjumlah 70-an cabor.
Bagaimana memadukan pembinaan olahraga pelajar dan olahraga prestasi ini, menjadi tantangan yang harus diselaraskan secara terpadu.
Memang sejumlah cabor sudah ada yang membina langsung anak-anak usia dini yang masih duduk di SD dan SLTP tersebut, misalnya di Sepakbola dengan mendirikan SSB (sekolah sepakbola), atau kalau olahraga bela diri dengan membentuk unit-unit di sekolah-sekolah, tapi akan lebih baik dan efektif kalau ada keterpaduan antara Dinas Dikbud dan Koni OI, sehingga lebih mudah untuk meraih prestasi.
Membangun Olahraga Prestasi di OI (Bagian 2)
DALAM tiga kali partisipasi pada PORPROV (Pekan Olahraga Provinsi), kontingen Ogan Ilir selalu bertengger di papan tengah. Dari 17 kab/kota, posisi papan tengah tersebut yakni rangking 7-12.
Pada Porprov X di Lubuklinggau tahun 2015 OI menempati rangking 9, lalu pada Porprov XI di Palembang tahun 2017 rangking 12 walau jumlah medali jauh lebih banyak, terutama medali perak yang menempati posisi 5 besar. Sejatinya posisi OI bisa tetap rangking 9, tapi ada blunder sistem pembagian medali di cabor sepatu roda, sehingga dua medali emas atlet OI “diserahkan” ke daerah lain. Pada Porprov XII di Prabumulih, OI menempati rangking 10. Melihat klasemen perolehan medali pada tiga kali Porprov tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi olahraga OI masih sedang-sedang saja, dalam artian tidak baik tapi juga tidak buruk.
Dalam tiga kali Porprov tersebut perolehan medali terutama atas sumbangan cabor Sepatu Roda, Sepak Takraw, Taekwondo, Pencak Silat, Karate, Wushu, dan Basket, lalu ada juga sumbangan medali dari Tinju, catur, dan dayung .
Kenapa cabor tersebut bisa meraih medali, menurut pengamatan saya ada dua faktor yang mempengaruhi. Pertama perhatian pengurus dan latihan yang kontinyu. Inilah yang harus menjadi perhatian utama, selain tentu faktor dana sebesar sebagai penunjang.
Kita harus bersimpati dan menaruh hormat kepada para pengurus cabor dan para pelatih yang ber-sungguh-sungguh membina atletnya, walau di tengah kekurangan biaya.
Baca juga : Aswan Mufti Calon Tunggal Dalam Musorkablub KONI Ogan Ilir
Bahkan saat Pra PON beberapa Atlet Ogan Ilir dari cabor Sepak Takraw, Basket, dan Bola Tangan ada yang ikut memperkuat tim Sumsel. Bahkan atlet Sepaktakraw OI, Wisnu Tama dan pelatihnya Sarnubi Rohimin,.S.Pd, lolos ke PON di Papua 2021. Hanya disayangkn mereka disia-siakan oleh pelatihnya sehingga terdegradasi. Ke depan hal spt ini jangan sampai terjadi lagi, kalau olahraga mau maju. Jasa atlet dan pelatih yang berjuang untuk lolos ke PON tidakk boleh dilupakan.
Baca juga : Diawali Perdebatan Keras, Akhirnya Disepakati Syarat Dukungan Cabor Untuk Calon Ketua KONI OI 20 Persen
Kemudian sebelum para atlet dikirim ke Porprov seyogianya juga di tingkat kabupaten dilaksanakan Porkab. Pada saat saya ketua Koni OI periode 2015-2019, sempat dua kali melaksanakan Porkab yang berjalan cukup meriah. Porkab ini diperlukan selain untuk ajang memberi motivasi kepada insan olahraga, juga untuk mengetahui para atlet yang berprestasi. Baru selanjutnya mereka yang berprestasi ini mengikuti TC supaya lebih mantap lagi dalam rangka berkompetisi di ajang Porprov.
Membangun Olahraga Prestasi di OI (Bagian 3)
MEMBANGUN olahraga prestasi harus dimulai sejak dini, tidak hanya memerlukan biaya yang cukup besar, tapi juga memerlukan perencanaan yang matang, serta dikelola secara profesional. Dengan cara itu maka mimpi untuk melihat atlet lokal bisa berprestasi di tingkat nasional bahkan internasional, bisa menjadi kenyataan di kemudian hari. Kalau tidak maka kalimat tersebut selamanya klise, dan hanya menjadi pemanis pidato.
Baca juga : Aklamasi, Aswan Mufti Terpilih Sebagai Ketua KONI Ogan Ilir
Kemudian daerah juga hrus menentukan cabor yang menjadi prioritas untuk dilakukan pembinaan secara rutin dan berkelanjutan.Tidak mungkin semua cabor dibina khusus, karena menyangkut kondisi dan potensi olahraga tersebut di daerah. Saat saya masih ketua KONI Ogan Ilir (OI) 2015-2019 pernah digagas untuk membentuk Pusat Pendidikan, Latihan dan Pembinaan Olahraga Daerah (PPLPD). Konsepnya dibuat oleh kawan-kawan akademisi dan praktisi olahraga, dan dimatangkan bersama kami pengurus Koni OI. Konsep dan rencana tersebut pernah dipaparkan di depan Bupati OI yang diwakili Sekda dan OPD terkait pada masa itu.
Baca juga : Ketua KONI Ogan Ilir Mengundurkan Diri
Hanya sayang kendati mendpt respon baik, tapi ternyata masih sebatas di bibir saja. Hingga kini gagasan tersebut belum naik kelas, karena msh sebatas gagasan belaka. Namun gagasan membentuk PPLPD ini bisa saja ditindaklanjuti pd era bupati sekarang, kalau kawan-kawan di Koni/Cabor, Dispora dan Dikbud memandang bahwa gagasan ini baik untuk kembali diangkat. PPLPD ini diproyeksikan akan membina talenta-talenta olahraga yang masih usia SD dan SLTP, baik masalah fisik, tehnik, dan mental. Diharapkan setelah mereka berusia SLTA dan mahasiswa, mereka menjadi atlet andalan OI. Dalam hal ini Pemkab/Koni juga bisa bekerjasama dengan Program Studi Penjas Fkip Unsri.
Baca juga : Gubernur Minta KONI Berkontribusi Sumbang Medali Emas di PON 2021
Selain pembinaan atlet muda berbakat, juga sudah saatnya dibangun fasilitas dan sarana olahraga yg memadai. Saat ini tengah di bangun stadion sepakbola dengan bantuan Gubernur melalui dana CSR PT BA. Lokasinya di KPT Tanjung Senai. Mudah-mudahan selanjutnya Pemkab OI bisa mengupayakan pembangunan GOR dan Kolam Renang, yang sangat vital bagi berkembangnya olahraga di Ogan Ilir. Mudah-mudahan dengan komitmen bupati yang berusia muda, ditopang oleh dukungan semua pembina dan insan olahraga OI, insya Allah di era Panca Ardani ini, olahraga prestasi di OI akan mampu bicara banyak, guna mengharumkan nama daerah. **