Serangan ke Herman Deru Bernuansa Pengalihan Isu Korupsi Masjid Sriwijaya

Andrei Kusuma (BI/IST)

PALEMBANG, Begawan Indonesia.com Serangan dengan isu pemerintahan nepotisme yang ditujukan kepada Gubernur Sumsel Herman Deru akhir-akhir ini dinilai salah seorang aktivis Sumatera Selatan Andrei Utama bernuansa politis dan terkesan untuk pengalihan isu.

Baca juga : Buka Try Out Akbar 2021, Herman Deru: Pilihlah Jurusan Sesuai Potensi Diri

Menurut Andrei, maraknya isu miring yang ditujukan kepada Herman Deru itu tidak hanya bernuansa politis juga bertujuan untuk menutupi kasus mega korupsi Masjid Sriwijaya yang sedang dibongkar Kejaksaan Tinggi Sumsel.

Apalagi kasus korupsi tersebut diduga kuat melibatkan para pejabat dan mantan pejabat penting di Sumsel.

Baca juga : APRI Daulat Herman Deru Jadi Bapak Penghulu Indonesia

Masyarakat tambah Andrei, sudah membaca bahwa gencarnya kritik berbau fitnahan terhadap Herman Deru dilancarkan bersamaan dengan kasus mega korupsi Masjid Sriwijaya yang sedang heboh saat ini. Hal ini tentu ingin mengaburkan kasus korupsi masjid yang menghebohkan tersebut.

Baca juga : Herman Deru Segera Bangun  Jembatan Air Bayau Empat Lawang yang Rusak

“Gencarnya kritik berbau fitnahan terhadap Herman Deru dilancarkan bersamaan dengan kasus mega korupsi Masjid Sriwijaya yang sedang heboh saat ini. Hal ini tentu ingin mengaburkan kasus korupsi masjid yang menghebohkan tersebut,” ujarnya, Jumat (9/4/2021).

Andrei berani membantah orang yang menyebutkan Herman Deru telah melakukan KKN dalam pengangkatan pejabat di lingkungan Pemprov Sumsel. Pasalnya, pengangkatan pejabat sudah melalui mekanisme yang diatur dalam peraturan perundangan. Misalnya melalui lelang terbuka oleh panitia yang melibatkan perguruan tinggi. Sehingga siapapun berhak ikut tidak terkecuali PNS yang masih terbilang keluarga Herman Deru.

“Misalnya Direktur RS Mata saat ini memang adik Herman Deru yang seorang dokter spesialis mata dan pangkatnya sudah memenuhi pesyaratan,” katanya.

Kemudian kakak kandung Herman Deru bermana Peterdono diangkat sebagai Komisaris PTBA oleh Menteri BUMN karena memenuhi persyaratan dan pengalaman di bidang tambang. Di mana Peterdono adalah mantan Kepala Dinas Pertambangan Lampung dan mantan Kepala Bapenda Lampung.

Mengenai pengangkatan Edi Junaidi dan Noversa menjadi Komisaris Bank Sumsel Babel melalui uji kompetensi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Apalagi Edi Junaidi memang mantan Asisten 1 Pemprov Sumsel.

“Jadi dimana letak KKN nya. Tuduhan itu mengada ada,” katanya.

Bahkan sebaliknya dari ratusan pejabat pemprov saat ini sekitar 80 persen wajah lama yang menjabat sejak rezim sebelumnya.

“Jika KKN tentu ganti semua pejabat lama itu. Tetapi kenyataaanya tidak demikian. Ini menunjukkan sikap yang obyektif dan melihat seorang pejabat dari sisi profesionalitasnya, bukan suka atau tidak suka,” pungkasnya. **