Sukses Tekan Karhutla di Tahun 2020, Herman Deru Ajak Seluruh Komponen Jadikan Standar Penanggulangan di Tahun 2021

Gubernur Herman Deru menyapa personel TNI sebelum rapat penanganan Karhutla di Mapolda Sumsel beberapa waktu lalu (BI/IST)

PALEMBANG, Begawan Indonesia.com  Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru menegaskan, kesuksesan Sumsel dalam pencegahan dan penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) tahun 2020 harus menjadi acuan dan standarisasi dalam penanganan karhutla tahun 2021.

Gubernur Herman Deru pimpin rapat Penanggulangan Karhutla tahun 2021 di Mapolda Sumsel (BI/IST)

Hal itu disampaikannya pada rapat koordinasi  mendukung program pemerintah dalam rangka penanganan karhutla di Sumsel tahun 2021 Gedung Promoter Mapolda Sumsel, Senin (1/3/2021).

Baca juga :

Laksanakan Instruksi Presiden, Pemkab Ogan Ilir Jadi yang Pertama Gelar Apel Pasukan Antisipasi Kebakaran hutan dan Lahan tahun 2021

Dengan adanya standarisasi tersebut, Herman Deru menyakini karhutla di Sumsel dapat terus diminimalisir dengan baik.

“Di tahun 2020 kemarin kita sukses dan mendapatkan apresiasi dalam penanganan dan pencegahan karhutla ini. Kita harap ini dijadikan standar penanganan untuk 2021 dan kedepannya agar semakin maksimal,” kata Herman Deru.

Suasana rapat koordinasi Penanggulangan Karhutla 2021 di Mapolda Sumsel (BI/IST)

Dari catatan diketahui di tahun 2020 lalu angka karhutla di Sumsel menurun signifikan. Jumlah hotspot atau titik panas yang menjadi pemicu terjadinya karhutla pada tahun 2020 terpantau hanya 4536 hotspot. Sedangkan pada tahun 2019 terpantau sebanyak 17391 hotspot.

“Awalnya dari 140 desa yang rawan karhutla, saat ini menurun menjadi 90 desa. Harapan kita ini dapat ditekan lagi,” ujarnya.

Baca juga :

Gubernur Sumsel Herman Deru Bakal Kucurkan Bangubsus Guna Penanganan Infrastruktur Kota Prabumulih 

Saat ini, lanjutnya, yang harus menjadi fokus bukan hanya soal pemadaman dan pencegahan secara spontanitas melainkan juga solusi jangka pendek dan jangka panjang.

“Larangan yang diterapkan ini harus ada solusi. Misalnya, masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan lagi melainkan melakukan penebasan untuk membuka lahan, nah hasil dari penebasan itu mau dikemanakan? Mungkin bisa kita buat pupuk sebagai solusinya. Hal seperti ini yang harus dipikirkan juga,” paparnya.

Dijelaskannya, dari 1,3 juta hektar lahan di Sumsel, kebakaran kerap terjadi di lahan-lahan yang tidak produktif.

“Kebakaran lahan ini rata-rata terjadi di lahan kosong, baik lahan yang dimiliki negara, lahan kosong milik korporasi yang belum sempat tergarap, hingga lahan yang ijin lokasi sudah peruntukkannya namun belum dibebaskan. Ini harus juga dicarikan solusinya agar kebakarannya dapat diminimalisir,” tegasnya.

Sumsel sendiri, lanjutnya, telah menetapkan status siaga karhutla dan telah disosialisasikan. Dalam waktu dekat, Pemprov Sumsel akan menggelar apel siaga karhutla tersebut.

“Dengan menetapkan siaga lebih awal, paling tidak kita keorganisasian ini telah bergerak. Termasuk juga personel dan peralatan sudah siap,” terangnya.

Tidak hanya menetapkan siaga karhutla lebih awal, Herman Deru juga menyiapkan penghargaan untuk desa dan personel yang mampu menekan potensi terjadinya karhutla.

“Jangan hanya memberikan punishment atau hukuman kepada para pelanggar, kita berikan juga reward seperti inisentif untuk desa yang mampu menekan karhutla ini,” imbuhnya.

“Kita jangan sampai kecolongan. Karena karhutla ini dapat menghambat ekonomi dan kesehatan masyarakat,” timpalnya.

Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri mendukung penuh upaya Pemprov Sumsel dalam penanganan dan pecegahan karhutla ini.

“Karena ini memang tugas bersama. Termasuk juga tugas masyarakat,” katanya.

Selain itu, dan juga mendorong pemberian reward kepada desa yang mampu menekan angka kebakaran lahan.

“Reward juga tidak hanya diberikan kepada desa atau wilayah yang berpotensi karhutla, namun juga harus diberikan kepada personel yang telah berupaya melakukan penanganan,” pungkasnya. R316