Ustadz Agus Jaya Lc, Alumni Al-Azhar Kairo Mesir yang Masih Suka Menjala Ikan Di Lebak

Ustadz Agus Jaya Lc menjala ikan di Lebak di lokasi Ponpes PENA KITA Indralaya Selatan Ogan Ilir (BI/IST)

Begawan Indonesia.com – MENTARI pagi menyeruak di ufuk Timur, menyapa ramah. Langit nampak cerah pertanda cuaca hari itu akan panas. Dari kejauhan seorang lelaki berperawakan agak gemuk, terlihat asyik menghambur jala ke kolam/lebung miliknya di area yg akan dibangun Kampus B Ponpes PENA KITA, di Kecamatan Indralaya Selatan, Ogan Ilir (OI). 

Sesekali tawanya mengembang seiring kegembiraannya melihat sejumlah ikan terjaring jalanya. Ada ikan betok, sepat, becet, dan ruan (gabus).

Lelaki itu ternyata Ustadz H Agus Jaya, LC, M.Hum, Mudir Ponpes Pena Kita  Sakatiga Indralaya. Agus Jaya yang kandidat Doktor sehari-hari adalah ASN di Kantor Kemenag Ogan Ilir, yang saat ini diamanahi sebagai Kepala KUA Kecamatan Indralaya Selatan.

(BI IST)

Pria berdarah Bugis juga saat ini dipercaya sebagai Ketua Harian LPTQ OI, dan msh sebagai Ketua IPHI OI.

Selain menekuni bidang keagamaan, Agus Jaya rupanya menyenangi masalah non keagamaan terutama bisnis dan bidang pertanian. Maklum Agus semasa kecil memang lahir dan tumbuh di kawasan yang akrab dengan dunia perairan dan pertanian.

Kemampuan bertani diwariskan dari orang tuanya yang keturunan Bugis semasa muda hidup di Makarti Jaya, Banyuasin. 

Pak Hani begitu sapaan akrab dari Ayahanda Ustad Agus Jaya dikenal sebagai petani kelapa dan pemeluk Islam yang taat.

Diceritakan Agus saat acara pemakaman org tuanya beberapa bulan lalu, sejak kecil ia dan saudara-saudaranya sudah dilatih harus sholat berjemaah di mesjid.

“Saya terakhir ngambur jala tahun 1998, dan alhamdulillah setelah dicoba sekarang masih bisa, dan masih bulat hamburannya,” ujarnya bernostalgia. 

Memang sejak mondok menjadi santri di Ponpes Al-Ittifaqiah tahun 1998, lalu kuliah di Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir, hobby Agus ngambur jala ini, sempat terhenti.

(BI IST)

Agus memang merencanakan kolam buatan milik Ponpes Pena Kita ini, dijadikan aset produktif untuk menunjang keuangan pondok yang ia pimpin. Apalagi memang ia menggratiskan untuk semua kebutuhan santrinya, yang umumnya anak-anak yatim dan duafa. Oleh sebab itu Agus bertekad supaya pihaknya bisa lebih mandiri, caranya dengan mengembangkan unit bisnis pondok. 

Saat ini usaha konveksi sudah jalan, lalu saat ini sedang dibangun usaha penginapan dan warung makan di dekat kampus D Ponpes Al-Ittifaqiah, di Desa Tanjung Lubuk  Indralaya Selatan.

Upaya Agus Jaya ini harus trus kita suport. Saya katakan, partisipasi dan sadaqoh dari publik tetap harus dibuka, karena ini juga ladang amal bagi para dermawan untuk menggapai ridho Allah SWT. 

Dan memang saat ini Ponpes Pena Kita masih sangat butuh bantuan terutama untuk pembangunan Kampus B, yang diimpikan bisa menjadi “istana” anak yatim duafa. (*Iklim Cahya)